Pilihan Redaksi Pernyataan Sikap Atas Serangan Brutal Wene Kilungga Anggota KNPB...

Pernyataan Sikap Atas Serangan Brutal Wene Kilungga Anggota KNPB Pusat

-

Pernyataan Sikap

Ini adalah pernyataan sikap 15 korban dan gerakan Green Papua, Kunume Numbay, Lao-Lao Papua, Forum Independen Mahasiswa West Papua (FIM-WP), dan Aliansi BEM se-Tanah Papua atas tindakan kriminal dan premanisme Wene Kilungga, anggota pengurus Diplomasi Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Pusat dan kurang lebih 14 orang lainnya di Kantor Dewan Adat Papua (DAP) Expo, Waena, Jayapura pada 30 April 2024 dan tindakan kriminal dan premanisme oleh Wene Kilungga pada 28 Mei 2024 di tempat yang sama Kantor DAP.

Serangan brutal dilakukan oleh Wene Kilungga beserta rombongannya sebanyak kurang lebih 14 orang pada 30 April 2024 di Kantor Dewan Adat Papua (DAP) Expo, Waena, Jayapura saat kami Kordinator Lapangan (Korlap) aksi demonstrasi yang terdiri dari Korlap Umum, Jefry Wenda, Wakorlap, Kamus Bayage, Korlap titik Sentani, Kenias Bayage dari BEM STT Walter Post, Korlap titik Ekspo, Ula, Korlap titik kampus USTJ, Frengky Edoway, Korlap titik kampus Uncen bawa, Kamus Bayage, Korlap titik Lingkaran Abepura, Mikael Kudiai, Korlap titik Taman Imbi, Jimi Boroway, sedang melakukan Teknik Lapangan (Teklap) terakhir untuk aksi 1 Mei 2024 memperingati ‘Hari Aneksasi Papua ke dalam Indonesia’ dengan memakai front United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) sebagai penanggung jawab aksi demonstrasi.

Pada 28 Mei upaya penyelesaian dilakukan oleh Pengurus KNPB Pusat. Tapi juga berakhir dengan serangan dilakukan oleh Wene kepada kawan Yohanes Giay, anggota Green Papua dengan mengancam memakai kapak dan beberapa kawan Wene membawa pisau. Akhirnya proses penyelesaian tidak dilanjutkan.

Pernyataan sikap ini ditulis dan dikeluarkan secara terbuka sebagai bentuk sikap tegas kami 15 korban: Jefry Wenda, Wakil Kepala Departemen Politik ULMWP, Frengky Edoway, Ketua Green Papua Kolektif Kota Jayapura, Toni Ukago, Ketua Green Papua Pusat, Mikael Kudiai, Pemred Laolao-papua.com, Kristian Kobak dari Aliansi BEM se-Tanah Papua, Marthin Mujijau, anggota Froum Independen Mahasiswa West Papua (FIM-WP), Kamus Bayage dari Aliansi BEM se-Tanah Papua, Jimi Boroway anggota Kunume Numbay, Boi Varion anggota FIM-WP, Kenias Bayage anggota BEM STT Walter Post, Fredy Pigai dari Aliansi BEM se-Tanah Papua, Yason Wandikbo dari Aliansi BEM se-Tanah Papua, dan Linus Mulait dari Aliansi BEM se-Tanah Papua, mendesak Pengurus KNPB Pusat untuk memecat Wene Kilungga secara terbuka, baik di media resmi KNPB News, juga di media-media lainnya.

Kronologis Kejadian

Insiden serangan brutal yang dilakukan oleh Wene Kilungga, angggota Pengurus Diplomasi KNPB Pusat sudah dua kali. Yaitu, tanggal 30 April 2024 dan 28 Mei 2024. Dua kali insiden ini Wene membawa kapak dan beberapa kawannya membawa pisau. Berikut kronologisnya.

Kejadian 30 Mei 2024

Kejadian tanggal 30 April 2024 dimulai ketika gerakan-gerakan di Papua akan melakukan aksi demonstrasi 1 Mei peringati ‘Hari Aneksasi Papua ke Indonesia’ dengan memakai front United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) sedang melakukan Teklap terakhir di Kantor DAP, Expo, Waena, Jayapura.

Pukul 17:40: Semua Korlap sudah berkumpul di Kantor DAP. Di antaranya Korlap Umum, Jefry Wenda, Wakorlap, Kamus Bayage, Korlap titik Sentani, Kenias Bayage dari BEM STT Walter Post, Korlap titik Expo, Ula, Korlap titik kampus USTJ, Frengky Edoway, Korlap titik kampus Uncen bawa, Kamus Bayage, Korlap titik Lingkaran Abepura, Mikael Kudiai, dan Korlap titik Taman Imbi, Jimi Boray.

Rapat Teklap dipimpin oleh Jefry. Dilanjutkan agenda pertama pengecekan persiapan di semua titik aksi.

Pukul 18:10: Agenda kedua dilanjutkan dengan pembahasan taktik dan strategi lapangan. Saat baru memulai agenda penting untuk taktik dan strategi lapangan, tiba-tiba Wene Kilungga bersama kurang lebih 14 orang tanpa kata-kata apa pun masuk dan tendang meja Kantor DAP yang kami sedang lakukan rapat. Selain tendang meja mereka juga tendang beberapa kawan Korlap yang sedang duduk melingkari meja.

Karena panik dan takut, juga saat itu Kantor DAP gelap karena listrik mati, spontan situasi tegang dan tiba-tiba kawan-kawan semua lari ikut belakang Kantor DAP. Dari belakang juga rombongan Wene kurung dari belakang. Kawan-kawan di pukul dan semua lari kabur dari kantor DAP. Beberapa kena pukulan.

Yang kena pukulan di antaranya: Ula kena pukulan di lengan kanan, Frengky kena pukulan juga di tangan kanan, Yason Wandikbo kena pukulan di bahu kiri dengan memakai balok, Marthen kena tendangan di pinggang belakang, Mikael kena tendangan di muka, Jefry dipukul dengan balok dan diancam dengan kapak oleh Wene dua kali, juga dilempar dengan kursi panjang. Selain itu juga motor milik Kristian dikapak oleh Wene, hanphone yang berisi ATM dalam silikon milik Yason Wandikbo juga hilang.

Pukul 18:32: Sesudah kawan-kawan yang lain panik dan larikan diri ke luar Kantor DAP, yang bertahan disitu Jefry, Kenias, Jimi, dan Toni. Sesudah itu Wene ancam Jefry dengan kapak di leher. Wene bilang dengan kata-kata emosi, “WPA dengan TPNPB ada masalah”. Sesudah itu Jefry buka topi dan bilang, “Wene ini kaka Jefry”.

Lanjut lagi Wene bilang dengan nada emosi, “Segera kontak Markus Haluk dan Menase Tabuni untuk segera datang ke DAP”.

Kemudian ancaman kedua lagi Wene taruh kapak di leher Jefry juga didukung oleh rombongan Wene dengan balok. Ada satu kawan rombongan Wene yang melempar Jefry dengan kursi panjang yang ada disitu.

Spontan beberapa orang rombongan Wene bilang, “Ini TPNPB dengan WPA ada masalah. Sa pu orang tua korban jadi selesaikan masalah dulu.”

Pukul 18:44: Karena situasi tegang dan diancam oleh Wene dan rombongannya, Jefry telefon Markus Haluk 6 kali panggilan tapi Markus tidak jawab. Juga Jefry lakukan panggilan ke Menase tapi tidak jawab juga.

Sesudah itu dengan emosi Wene bilang, “Kalau besok kam lakukan aksi, dua orang kalau kepala hilang saat aksi, Jefry ko siap tanggung jawab”.

Karena situasi masih tegang, Markus dan Menase tidak angkat telefon, Wene sudah sampai ancam-ancam seperti itu, Jefry langsung sampaikan ke Wene dan rombongannya bahwa, “Kalau kam mau aksi 1 Mei tidak dilakukan, sa siap undurkan diri dari penanggung jawab aksi dan aksi tidak dilakukan besok.”

Sesudah itu mereka langsung bubarkan diri dengan bilang, “Sekarang kita ke Menase sama Markus pu tempat.”

Mereka langsung bubarkan diri.

Pukul 18:50: Sesudah rombongan Wene bubarkan diri, kami kumpulkan semua kawan-kawan yang jadi korban ke kantor LBH Papua. Beberapa korban tidak datang karena panik diancaman oleh Wene dan rombongan.

Pukul 19:00: Kami mulai komunikasi ke semua kawan-kawan korban dan pihak-pihak pimpinan organisasi untuk kumpul di kantor LBH Papua dan bicara kejadian di Kantor DAP.

Pukul 21:15: Kawan-kawan korban dan semua pimpinan organisasi tiba di kantor LBH Papua. Dan memulai rapat sekaligus update kronologis kejadian di Kantor DAP sekaligus putuskan akan diselesaikan masalah ini secepatnya.

Kejadian 28 Mei 2024

Undangan untuk memperjelas serangan brutal oleh Wene Kilungga dan kurang lebih 14 kawan-kawannya di Kantor DAP pada 30 April 2024 malam dikeluarkan oleh KNPB dan ditandatangani oleh Warpo Wetipo Ketua I dengan Nomor Surat: 073.1/X/SU/BBP-KNPB/V/2024. Rapat sesuai undangan tertulis dilaksanakan pada Selasa, 28 Mei 2024, pukul 13:00 – selesai di Kantor DAP.

Sejak pukul 13:00 kawan-kawan mulai kumpul-kumpul di Kantor DAP.

Pukul 16:15: Pertemuan diarahkan oleh Warpo dan dipimpin oleh Steven Itlai dengan Willem Rumasep, Sekertarus Umum Dewat Adat Papua (DAP). Pertama arahan dan pengantar disampaikan oleh Streven sekaligus penunjukan doa pembukaan oleh Lince Tabuni.

Selajutnya Lince bilang, “Tidak bisa doa pembukaan dulu. Karena kalau doa pembukaan acara harus mulai. Harus kroscek semua pihak harus ada dulu. Termasuk ULMWP harus ada disini”. Ini bikin Lince tahan dan tidak lakukan doa pembukaan.

Lanjut dari itu ada beberapa kawan juga yang sampaikan pendapat umum terutama soal kroscek semua pihak-pihak yang harus ada di tempat.

Sesudah beberapa kawan sampaikan pendapat, Wene juga angkat tangan dan bicara. Wene bilang, “Kami lakukan serangan itu karena berita di Pojok Indo (http://pojokindo.com/) soal ULMWP mengakui WPA dan mengklaim aksi TPNPB. Itu masalah utamanya jadi kami lakukan serangan spontan terhadap kawan-kawan yang ada teklap untuk aksi 1 Mei.”

Tim Lao-Lao Papua melacak media pojokindo.com dan ternyata ini media tidak jelas untuk kepentingan propaganda Indonesia. Foto laolao-papua.com
Tim Lao-Lao Papua melacak media pojokindo.com dan ternyata ini media tidak jelas untuk kepentingan propaganda Indonesia. Foto dari laolao-papua.com

Lanjutnya Wene juga bilang, “Korban-korban itu sabar dulu. Harus ada klarifikasi dari Menase Tabuni dan Markus Haluk dulu. Korban-korban itu mau ganti rugi ka, mau maaf-maafan itu bisa bicara nanti.”

Wene juga bilang, “Secara organisasi kita sudah bicara untuk tahapan selesaikan masalah ini. Yang utama itu hadirklan Menase dulu.”

Selanjutnya pendapat disampaikan dan direspon oleh Yohanes Giay bahwa, “Setiap organisasi jangan saling mengintervensi antara organisasi. Tidak bisa dibenarkan saling serang fisik antar pejuang karena kita taruh harga yang sama juga dalam perjuangan”.

Lanjutnya Yohanes bilang, “Sesuai budaya pun, ini tindakan yang salah target dan menyerang sesama pejuang. Soal TPNPB atau WPA kita semua ikuti dan ada yang tahu, ada juga yang tidak tahu.”

Yohanes juga bilang, “Tidak bisa diterima kawan-kawan ancam dan pukul saya punya kawan-kawan”.

Wene tidak terima dan balas berulang-ulang kali, “Sa ancam dari mana”.

Yohanes balas juga, “Kenyataannya ko ancam”.

Pukul 16:15: Sesudah beradu argumen, Wene emosi berdiri menuju Yohanes dan tendang Yohanes lapis kursi yang ia duduk.

Karena Wene lakukan tindakan fisik dan kekerasan ke Yohanes, Yohanes membalas dengan lakukan pemukulan ke Wene.

Wene emosi dan keluarlkan kapak ancam Yohanes. Juga beberapa kawan Wene keluarkan pisau sambil mengarahkan ke Yohanes dan menendanng Yohanes.

Situasi tegang dan semua pimpinan yang ada disitu berusaha amankan Wene dan Yohanes.

Hampir beberapa menit ribut tetapi situasi diamankan kembali.

Pukul 16:35: Setelah situasi kembali kondusif, Yohanes lanjut bicara dengan bilang, “Maaf untuk sedikit kericuan. Itu sudah habis. Kita kembali ke persoalan inti penyerangan tanggal 30 April malam”.

Sesudah itu banyak kawan-kawan yang meminta pertemuan harus lanjut untuk segera masalah ini diselesaikan. Jangan ditunda-tunda.

Pukul 16:40: Akhirnya kawan-kawan putuskan untuk segera panggil semua pihak yang terlibat dalam rentetan persoalan ini. Beberapa kawan-kawan bergerak ke Menase Tabuni, Markus Haluk, dan korban lainnya, termasuk fasilitator yang ditunjuk untuk juga harus hadir.

Pertemuan dipending sekitar 45 menit lebih.

Pukul 17:10: Sesudah 45 leih lewat kawan-kawan kembali dan lanjut rapat.

Setelah update, Markus tidak bisa hadir karena masih di Timika dan Menase tidak bisa hadir karena menurutnya, “Ini persoalan organisasi ULMWP jadi tidak bisa hadir sendiri. Sa harus tunggu Markus yang masih di Timika. Sesudah Markus tiba akan dilakukan klarifikasi terkait berita di Pojok Indo (http://pojokindo.com/) yang memancing keributan di Kantor DAP.”

Sesudah itu pertemuan selesai sekitar pukul 17:30.

Proses Penyelesaian

Proses penyelesaian pertama pada 28 Mei dilakukan di Kantor DAP Exspo, Waena, seperti dalam kronologis. Tetapi tidak ada titik terang karena Wene kembali lakukan tindakan kriminal dan premanisme lagi dengan membawa kapak dan beberapa membawa pisau dan menyerang Yohanes Giyai.

Pada 31 Mei kami 15 korban lakukan pertemuan dan memutuskan: pertama, menunjuk pihak mediator yang netral untuk menyelesaikan masalah ini (pihak mediator tidak ditulis karena alasan keamanan), kedua, tempat penyelesaian masalah (tempat tidak ditulis karena alasan keamanan), dan ketiga, rekomendasi-rekomendasi.

Proses penyelesaian masalah terjadi pada 18 Juni 2024. Kesepakatan yang diputuskan KNPB Pusat menerima tuntutan kami 15 korban dengan akan memecat Wene secara terbuka. Pemecatan akan dilakukan pada Senin, 25 Juni 2024. Tetapi hingga Senin, 25 Juni surat pemecatan terbuka belum dikeluarkan oleh Pengurus KNPB Pusat.

Kami pihak korban masih kasih toleransi hingga Selasa, 26 Juni 2024 malam pukul 23:30 untuk surat pemecatan secara terbuka dikeluarkan. Tetapi surat pemecatan terbuka belum juga dikasih naik.

Sikap Korban

Sesuai keputusan kami 15 korban, kesepakatan dalam proses penyelesaian masalah pada 18 Juni 2024, dengan sadar melihat tindakan kriminal dan premanisme Wene, dan pembiaran yang dilakukan oleh Pengurus KNPB Pusat, kami pihak korban bersikap:

  1. Wene telah melegitimasi persoalan perjuangan sayap militer West Papua dengan menyerang pejuang gerakan sipil sesama pejuang yang bukan di rana militer;
  2. Alasan pembenaran sesuai kronologis di atas dan penyelesaian pada 18 Juni oleh Wene juga sangat tidak jelas dan tidak dibuktikan saat proses mediasi dilakukan;
  3. Menyerang dengan membawa kampak, pisau, dan melakukan pemukulan terhadap kawan-kawan Korlap untuk berubaya membatalkan agenda nasional bangsa Papua 1 Mei; dan
  4. Wene telah melakukan tindakan kriminal dan premanisme terhadap sesama pejuang, yang biasanya juga TNI, Polri, dan ormas-ormas reaksioner binaan TNI dan Polri lakukan pemukulan, intimidasi, dan penyerangan terhadap pejuang Papua merdeka.

Maka:

  1. Kami mengutuk tindakan kriminal dan premanisme Wene Kilungga, Anggota Diplomasi KNPB Pusat yang telah melakukan tindakan kriminal dan premanisme terhadap sesama pejuang pada 30 April saat kami sedang melakukan Teklap aksi demonstrasi;
  2. Kami mengutuk tindakan kriminal dan premanisme Wene, Anggota Diplomasi KNPB Pusat yang melakukan tindakan dengan membawa kapak dan mengancam kawan Yohanes Giay atau sesama pejuang saat proses mediasi dilakukan oleh KNPB Pusat; dan
  3. Mengecam Pengurus KNPB Pusat yang melakukan pembiaran saat proses mediasi tanggal 28 Mei, dimana kawan Wene keluarkan kapak dan beberapa kawannya membawa pisau di depan Pengurus KNPB Pusat.

Keputusan Korban

Kami 15 korban memutuskan:

  1. KNPB secara organisasi harus dan segera pecat Wene secara terbuka, dikasih naik di media sosial resmi KNPB News, dan media-media lainnya;
  2. Kalau Wene tidak dipecat secara terbuka, maka kami 15 korban dan gerakan Green Papua, Lao-Lao Papua, FIM-WP, Kunume Numbay, dan Aliansi BEM se-Tanah Papua tidak akan berfront atau tidak akan menjalankan agenda perjuangan bersama KNPB, baik dalam front ULMWP mau pun front aksi lainnya; dan
  3. Kami 15 korban dan gerakan Green Papua, Lao-Lao Papua, FIM-WP, Kunume Numbay, dan Aliansi BEM se-Tanah Papua tidak akan berfront atau tidak akan menjalankan agenda perjuangan bersama-sama yang dimana ada Wene Kilungga.

Sekian pernyataan sikap kami. Terima kasih.

Jayapura, 26 Juni 2024

***

­­­Pihak Korban dan Organisasi yang Menyatakan Sikap:

Jefry Wenda, Wakil Kepala Departemen Politik ULMWP

Frengky Edoway, Ketua Green Papua Kolektif Kota Jayapura

Toni Ukago, Ketua Green Papua Pusat

Mikael Kudiai, Pemred Laolao-papua.com

Kristian Kobak, dari Aliansi BEM se-Tanah Papua

Marthin Mujijau, anggota FIM-WP

Kamus Bayage dari Aliansi BEM se-Tanah Papua

Jimi Borowai anggota Kunume Numbay

Boi Varion anggota FIM-WP

Kenias Bayage anggota BEM Walter Post

Fredy Pigai dari Aliansi BEM se-Tanah Papua

Yason Wandikbo dari Aliansi BEM se-Tanah Papua

Linus Mulait dari Aliansi BEM se-Tanah Papua

Green Papua

Lao-Lao Papua (https://laolao-papua.com/)

Forum Independen Mahasiswa West Papua (FIM-WP)

Kunume Numbay

Aliansi BEM se-Tanah Papua

Redaksi Lao-Lao
Teori pilihan dan editorial redaksi Lao-Lao

10 KOMENTAR

  1. Apa benar wene anggota KNPB Pusat? Organisasi yang dikagumi rakyat dan ditakuti negara itu punya para pimpinan seperti Victor Yeimo, Buctar, ddk, yang sangat revolusioner, punya pengetahuan ilmiah dan subjek yang teruji secara mentalitas. So Saya tak percaya Wene (pelaku) adalah anggota KNPB Pusat. Sebab kontrol disiplin dan pemerataan ilmunya pasti jalan. Jadi Saya tidak percaya bahwa Wene itu anggota KNPB, apa lagi keanggotaanya di Pusat.

    • Kurang perhatian ka nai, jadi kamu mau caper, setiap organisasi punya AD ART dan mana yang harus publish mana yang tdk, KNPB tidak pernah lari dari masalah kawan, kritikan kalian ini tidak membangun dan sama dengan permainan BIN dan kami curiga, kalian² dari mahasiswa Eksodus atau AMP ini, bersekongkol.

      • Ko harus paham bahwa, sesuai pembahasan di tulisan itu menjelaskan bahwa KNPB sendiri sudah menyatakan akan memecat Wene dan kawan2 yang bermasalah secara tindakan brutal ini. Sikap Itu baik itu menyelamatkan KNPB.

        Sepertinya pernyataan sikap ini juga dikeluarkan karena KNPB lambat keluarkan surat pemecatan. Saya pikir dinamika ini baik untuk menyelamatkan perjuangan juga organisasi.

        Begitu, pejuang.

      • Jang ngawur.Mereka itu bukan AMP tapi rakyat setelah pulang ke tanah air.Mo bicara AMP tong secara prinsip organisasi tidak pelihara penjahat organisasi.Z Yulius Magai di Surabaya.

  2. coba kawan kawan telusuri dulu rekam jejal wene kilungga dan pastikan baik apakah dia anggota knpb aktif atau tidak ….

    terimakaasih atas kritik terbuka ….!!!

    • Kalau didalam kronologi di pernyataan diatas, KNPB mengatakan bahwa akan mengeluarkan surat pemecatan. Artinya Wene anggota KNPB, Pengurus diplomasi Pusat. Baca, biar paham.

  3. Melacak Narasi Provokatif Victor Yeimo

    Kritik terbuka oleh para korban dan organisasinya kepada KNPB tentu memberikan tamparan hebat kepada pejuang Papua pada umumnya. Perihal penyerangan brutal oleh oknum anggota Organisasi Komite Nasional Papua Barat telah memantik pendiskusian yang menarik. Hanya saja diskusi dan perdebatan itu masih tertutup di lingkaran tertentu.

    Victor Yeimo, salah seorang pimpinan KNPB, memberikan komentarnya begini dalam suatu grup kordinasi:

    “Dan akhirnya yang diinginkan musuh dari kejadian itu sudah terjadi lewat sikap kawan-kawan.”

    “KNPB bukan organisasi goblok yang akan mengambil sikap reaksioner dari kejadian itu. KNPB telah sukses tidak terjebak dalam permainan pihak ke-3. KNPB tahu kapan dan bagaimana bersikap. Karena yang disasar dari musuh dari kejadian itu bukan ULMWP/WPA dan organisasi lain. Tetapi KNPB yang ditargetkan untuk hancur. Itu turut diamikan oleh kawan2 gerakan yang katanya paham metode berfikir MDH, tetapi gagal diterapkan dalam memandang kasus ini.”

    Selanjutnya muncul beberapa komentar dengan nada yang sama di beberapa akun. Selang beberapa menit, Fredy Gobai di akun FBnya berkomenter:

    “… apakah organisasi KNPB memerintahkan Wene buat Tindakan fisik? …Wenen melakukan tindakan ini secara induvidu, bukan perintah dari KNPB.”

    “ …Semua hadir di tempat kejadian itu. Jadi kawan WENE KILUNGGA buat kaco di kantor DAP expo itu atas nama individu. Jdi media lao-lao yg di muat itu salah sekali pake nama KNPB. Bukan karena wene kilungga anggota diplomasi pusat jadi ungkit nama dari KNPB. Kawan wene kilungga datang kaco, ambur dll. bukan perintah dari KNPB. didikan KNPB bukan buat kaco, ribut, benci sama gerakan perlawanan, dengan kawan gerakan lain. Media lao-lao itu muat berita itu baik.” dari Akun FB Adouw Madouw.

    “Kawan² bisa bedakan mana yang di perintah dari organisasi dan mana yang secara individu Seakan-akan macam kalian ini coba² mau menghancurkan KNPB kawan WENE saja sendiri perna bilang kalau saya turung secara individu tdk di perintah dari siapa-siapa”—Akun FB: Ena Malaikat.

    “Kawan2 yang ini benar2 mau mencoba hancur KNPB. Padahal KNPB tidak pernah mau paksa wene melakukan hal demikian.” dari FB Busur Xii, “Stop bawa nama organisasi disni. Wene lakukan itu bukan atas intruksi pimpinan. Jadi stop bikin KNPB yg salah. Hati hati klau bicara.”

    Tentunya berbagai komentar diatas ini narasinya sama. Ada kata “dilakukan secara induvidu”, “Organisasi tidak menyuruh/perintahkan” dan kritik terbuka itu dianggap “mau menghacurkan KNPB”.

    Berbeda dengan pimpinan KNPB lain yang sejak awal mengikuti proses ini, dari terjadi perkara hingga proses penyelesaian. Mereka mengakui, dengan renda hati, bahwa Memang Wene, pelaku, adalah anggota KNPB, walau pun organisasi tidak perintahkan untuk melakukan tindakan tersebut. Lantas, Ketua 1 KNPB Pusat mengatakan bahwa “kami akan keluarkan surat pemecatan secara terbuka” untuk kemajuan organisasi juga para pejuang Papua.

    Keberadaan induvidu anggota merupakan subordinasi organinisasi. Kalau kita Simak Komentar kontra dari Victor Yeimo, pertama korban tak penting untuk menghormati mereka sebagai pejuang dan permintaan pemecataan anggotanya, itu tidak penting baginya. Dengan alasan “… akan terjebak dalam permainan Musuh.” Musuh yang mana? Dengan membiarkan perlakukan biadap oleh anggota KNPB itu justru akan menormalisasi kebiasaan ini menjadi sesuatu yang tidak apa-apa. Sesuatu yang biasa saja. VY tak peduli dengan dampak yang dialami para korban. Bisa saja korban tidak mau mengungkapkan karena ancaman langsung yang berdampak pada kondisi psikologis para korban. Maka, Tindakan dan perilaku Binatang itu yang mau dipelihara, sehingga Victor Yeimo tak mau ada kritikan.

    Kata VY, “KNPB tau kapan dan dimana akan bersikap”. Artinya Ia menganggap sikap kritik terbuka para korban itu tidak penting dan tidak perlu ditanggapi. Sementara para korban itu adalah anggota dan pimpinan organisasi lain, bukan anggota KNPB. VY juga gagal dalam memahami sikap pernyataan para korban itu. Bahwa bukan kritik terbuka, tapi sikap para korban. VY tunggu sesi kritiknya, berikut.

    # Watak Anti Kritik & Cedera Persatuan

    VY memang anti kritik. Ia selalu berusaha untuk menjaga nama baiknya. Sebab hal itu yang paling penting untuk dirinya dan hidupnya. Sebab itu pula syarat Ia tetap menjaga ‘kenyamanan’ dan untuk menjadi ‘elit didalam Gerakan’. Sebut saja Politikus “Papua Merdeka”.

    Mengapa? Karena komentar VY terhadap sikap pernyataan terbuka para korban dilayangkan secara tertutup. Pola semacam ini sudah sering. Ia selalu akan menyampaikan argumentasinya kepada setiap orang yang Ia gampang Ia hasut, manipulasi kesadarannya, dan control pikiran mereka. Ia akan membiarkan semua komentar lainnya yang senarasi itu lahir dari kesadaran subjek pejuang. Padahal berhasil menghegemoni kawan dengan posisinya “tokoh”, “Pandai”, dan selalu menjaga nama baik “Untuk Perjuangan”. Watak dan perilaku semacam itu disebut dengan dogmatisme. bersifat mengikuti atau menjabarkan suatu ajaran tanpa kritik sama sekali.

    Dari tradisi itu, dalam perdebatan-perdebatan tertentu, VY akan muncul sebagai seorang tokoh penengah dengan argumentasi yang coraknya tengarai konflik antara dua subjek. Kepentingannya hanya satu, menjaga nama baik untuk melindungi posisinya, politikus Papua Merdeka. Itu watak Oportisme. orang yang paham dan semata–mata hendak mengambil keuntungan untuk diri sendiri dari kesempatan yang ada tanpa berpegang pada prinsip tertentu.

    Perdebatan dalam suatu diskusi di dalam grup kordinasi, Ia juga menunjukan sikapnya atas tidak menerima kritik terbuka itu dilayangkan di sosial media, begini:

    “Musuh yang tidak bisa mengalahkan secara langsung akan berusaha meruntuhkan perjuangan revolusioner melalui kritik terbuka yang tampak teoritia tetapi sebenarnya beracun.” – Guerrilla Warfare, Guevara berbicara tentang bagaimana gerakan revolusioner harus waspada terhadap kritik yang dirancang untuk merusak moral dan persatuan. “Dalam setiap gerakan revolusioner, musuh akan menggunakan kritik terbuka untuk menciptakan keraguan dan ketidakpercayaan di antara pendukung revolusi.” – Manufacturing Consent: The Political Economy of the Mass Media, Chomsky menguraikan bagaimana media digunakan untuk memanipulasi opini publik terhadap gerakan sosial dan revolusioner.

    Lebih fatal mana? Justru melindungi dan membiarkan pelaku, adalah fatal. Konteks sikap dan perilaku pelaku, merupakan syarat penghacur gerakan persatuan dan organisasi yang selalu dimanfaatkan dan dipergunakan oleh musuh. VY mengutip bak ayat alkitab membangun narasi bahwa mempublikasi sikap kritik secara terbuka atas tindakan fatal anggotanya adalah salah. Musuh akan mengetahui. Padahal, sikap dan tindakan anggotanya merupakan kegagalan organisasi dalam mendidik dan mentrasfer ilmu dan pemahaman revolusioner. Keretakan semacam itu yang akan selalu dimanfaatkan oleh kerja-kerja Inteligen untuk mengatur siasat penghacurkan pergerakan Papua. Pekerjaan mereka selalu berusaha menciptakan kekacauan didalam organisasi, juga kehidupan kaum tertindas dengan memanfaatkan potensi yang ada.

    Dari semua kritik dan narasi yang dibangun VY, disisi lain tentu mencederai persatuan. Orang-orang yang diserang oleh anggota KNPB itu, yang sedang dilindungi dan dibela oleh VY itu, pimpinan dan anggota organisasi. Bukan anggota KNPB yang menjadi korban satu-satunya. Lalu, penyerangan itu terjadi saat konsolidasi fron untuk respon 1 Mei, hari buruh juga aneksasii. Kontek itu saja ko tra mengerti? Ahk, belajar ulang lagi sudah.

    Akhir kata, Tulisan ini menggunakan nama Samaran karena takut akan ada serangan balik secara fisik.

    Buronan Sunyi, 28 Juni 2024

    Sang Fajar

  4. Saya sepakat pernyataan sikap yang dikeluarkan oleh kawan-kawan gerakan, ini pernyataan yang sangat berlian. Kita jaga memelihara kalajengking di dalam organisasi perjuangan,sampe berani bawah-bawah kampak dan alat tajam lainnya dan mengancam dan melakukan hal-hal Kekerasan terhadap kawan-kawan aktivis lainnya.

  5. Tindakan wena kilunggu tidak bisa di toleransi lagi, tindakannya pertama sudah mencederai perjuangan papua Merdeka dan yang kedua merusak citra knpb sendiri. tidak boleh ada duri didalam tubuh perjuangan.stop pelihara dan Terima pelaku praktek militerisme dan premanisme dan tubuh perjuangan papua Merdeka.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Kirim Donasi

Terbaru

Pernyataan Sikap Atas Serangan Brutal Wene Kilungga Anggota KNPB Pusat

Pernyataan Sikap Ini adalah pernyataan sikap 15 korban dan gerakan...

Hidup dalam Reruntuhan: Ekstraktivisme Agraria di Keerom Papua

Keerom, salah satu kabupaten di Papua yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini, memendam sejarah panjang yang saling terkait, mulai...

Diskusi Lao-Lao TV: Internally Displacedpersons, Narasi Perempuan dan Hutan

https://www.youtube.com/watch?v=gtumXDTsjX0 Beberapa tahun terakhir Papua bergejolak. Konflik antara TPN-PB melawan TNI dan Polri semakin memanas. Perang kemerdekaan TPN-PB sudah semakin...

Diskusi Lao-Lao TV: Menolak Perusahan Tebu dan Bioetanol di Kimahima dan Maklew Merauke

https://www.youtube.com/watch?v=oPlpwLYvuZs&t=5105s Pada Kamis, 13 Juni 2024 masyarakat adat suku Kimahima di Distrik Kimaam dan suku Maklew dari Distrik Ilwayap, Merauke...

Upaya Suku Awyu dan Moi Melawan Perusahaan Sawit

Ditulis oleh Renie Aryandani dan Rio Kogoya Suku Awyu merupakan masyarakat adat dari Boven Digoel, Papua Selatan. Sementara suku Moi...

Rubrikasi

Konten TerkaitRELATED
Rekomendasi Bacaan