Pilihan Redaksi Masa Depan Masyarakat Komunis: Resensi Buku John Molyneux

Masa Depan Masyarakat Komunis: Resensi Buku John Molyneux

-

Buku berjudul “masa depan masyarakat komunis” ditulis oleh John Molyneux. Pertama kali terbit di London 1987. Kini diterjemahkan oleh Dulur Abang dan diterbitan Red Book, sebanyak 98 halaman dengan ukuran 12×18 pada September 2020. Tulisan John Molyneux ini terdiri dari 10 sub judul dengan tambahan 2 sub judul yang menjelaskan tentang latar belakang penulis.

Sub judul pertama mengenal John Molyneux. Kedua, Gambaran SIngkat tentang masyarakat sosialis. Ketiga, kata pengantar dari John Molyneux. Keempat, perebutan kekuasaan. Kelima, represi dan kebebasan dalam negara buruh. Keenam, Penaklukan kekuatan ekonomi. Ketujuh, Menyebarkan revolusi: dimensi internasional. Kedelapan, Berproduksi untuk kebutuhan: Menuju keberlimpaham. Kesembilan, Tranformasi Pekerjaan. Kesepuluh, pembebasan perempuan. Kesebelas, mengakhir rasisme. Kesebelas, Belajar untuk masa depan. Keduabelas, kebutuhan dan kebebasan.

“Negara buruh” sebagai argumentasi utama penulis tentang cita-cita sosialisme ini penting untuk dipelajari dan diskusikan. Terlebih lagi soal dinamika dan perkembangan di Papua. Negara buruh yang dimaksukdkan John tentu saja dalam analisis sendiri soal marxisme dan masa depan sosialisme setelah kemenangan atas kapitalisme. Ditulis dengan argumentasi sederhana namun memudahkan pembaca, untuk mengingat dan mengaitkan satu persatu bacaan berbeda tentang buruh dan marxisme. Bacaan ini menarik, tapi juga gagal mengusung satu saja negara sosialis sebagai pencapain “negara buruh” di era modern. John, melihat Uni Soviet, sebagai embrio “negara buruh” telah gagal, bahkan tuturnya adanya penyimpangan sosialisme.

Sehingga dalam meresensi buku ini penulis tidak menjelaskan satu persatu dan detail dari sub judul buku melainkan hanya membatasi pada pemahaman penulis atas tulisan dengan tebal 98 Halaman ini.

Sebelum lebih jauh, kita pahami dahulu apa “buruh”dalam buku ini. Yaitu para pekerja pabrik yang tenaganya dieksploitasi oleh borjuis dalam sistem kapitalisme. Buruh-buruh lalu terorganisir dalam perlawanan yang ideologis dan merebut alat-alat produksi. Sedangkan Defenisi buruh menurut KBBI adalah orang yang bekerja untuk orang lain untuk mendapatkan upah; pekerja.

Mengenal Penulis, John Molyneux?

John Molyneux dilahirkan di Inggris tahun 1948, menjadi seorang marxis dan terjun sebagai aktivis pada 1968 dalam usia 19 tahun. Molyneux bergabung dengan organisasi marxis, internasional socialist pada Juni 1968 dan berakhir di People Before Profit. Aktif sebagai aktivis dan penulis marxis sejak saat itu. John telah menulis berbagai buku mulai dari; Marxist and the Party (1983), What is the real Marxist Tradition (1983), The Dialetics of Art, hingga Misafat Marxist dan Lenin for Today dan berperan sebagai editor media Irist Marxist Review. Sejak 1975-2010 dia juga menjadi seorang pengajar di SMP, SMA hingga Universitas di Kota Portmouth.

John adalah salah satu Marxis pendukungan perlawanan terhadap kerusakan lingkungan. Melihat kapitalisme dan kerusakan lingkungan John adalah salah satu marxis yang turut mendukung Gerakan pelajar dan mahasiswa yang menentang perubahan iklim dan perusakan hutan. Secara terang-terangan dia mendukung aktivis muda untuk perubahan iklim yaitu Greta Thuberg. Baginya kapitalisme tidak akan berhenti merusak lingkungan (alam), sistem itu akan terus menjadi penyebab utama perubahan iklim. Penegasannya, kita tidak bisa menunggu kapitalisme mengubah dirinya menjadi rama terhadap lingkungan.

Masa depan Masyarakat Sosialis

Masyarakat sosialis adalah cita-cita semua umat manusia tertindas di bumi ini, yang dalam perkembangannya telah dimulai dengan sosialisme utopis. Konsep sosialisme yang dominan berkembang di agama-agama sawawi. Menurut John Molyneux Sosialisme Utopis ini berkembang lebih jauh dari pemikiran tokoh-tokoh seperti Saint-Simont, Fouirer di Perancis, dan Robert Owen di Inggris. Sosialisme ini gagal menjelaskan kerangka pemikiran bagaimana mencapai masyarakat sosialisme dengan menumbangkan terlebih dahulu system kapitalisme.

Sosialisme tersebut lalu berkembang setelah Karl Marx mampu menjelaskan Sosialisme ilmiahnya dalam berbagai karya-karya besarnya. Ditegaskan John bahwa pemikiran utama Karl Marx tentang sosialisme, terutama karena terbentuk dari kontradisksi dalam tubuh Kapitalisme. Yaitu pertentangan antara kelas buruh dan kelas borjuis. Karena penindasan yang sudah tidak tertahankan lagi.

Konsep Negara Buruh

Hampir semua orang mengetahui bahwa negara Marxist pertama di dunia adalah Un Soviet dengan ideologi Marxisme-leninisme dibawah kepemimpinan Lenin. Negara buruh pertama itu terbentuk karena revolusi yang dipimpin oleh para buruh yang terorganisir kedalam soviet-soviet, di pabrik-prabrik dan tiap kota di Rusia 1917. Kemenangan Ideologi Marxist ini lalu mendorong berbagai upaya revolusi dan perebutan kekuasaan diseluruh dunia.
Perjuangan buruh diseluruh dunia itu tidak berjalan mulus, seperti halnya Uni Sovit, banyak kendala dan kegagalan. Selain kegagalan karena kontra revolusi, tetapi juga karena praktik dan pemikiran diktator-diktator sosialisme itu sendiri. Beruntungnya, sosialisme mampu beradaptasi ke berbagai kondisi penindasan, budaya, ras hingga menyebar ke berbagai negara bahkan benua. Perkembagangan pesat Marxist yang luar biasa, ternyata tidak langsung melahirkan negara buruh yang ideal menurut John Molyneux. Pernah ada, atau sempat berjalan selama awal Uni Soviet setelah revolusi 1917.

Namun demikian optimisme tentang ideologi dan keberhasilan buruh dimasa depan tergambar kedalam setiap kalimat yang dituangkan John Molyneux karena system kapitalisme yang subur, melakukan penindasan dan eksploitasi manusia tanpa henti, dan juga sistem liberal kapitalisme yang tidak menjanjikan bagi masa depan buruh (bisa kita lihat penindasan rakyat secara umum). Negara buruh menurut dia adalah negara yang terbentuk oleh buruh setelah revolusi. Dimana buruh membentuk sendiri sistem politik dan pemerintahanya, membentuk setiap regulasi yang mengatur tentang kepentingannya secara nasional.

1. Tentara Buruh
Negara buruh terbentuk sebagai upaya buruh untuk melawan kontra revolusi kaum borjuis dan kapitalis internasional atas kemenagan revolusi, maka dengan itu negara dibentuk dan dipertahankan. Sebaliknya, Kapitalisme internasional akan mengupayakan segala hal untuk membatalkan revolusi buruh karena kepentingan diwilayah dimana perusahan/pabrik sumber keuntungan baginya. Sehingga buruh perlu mempertahankan kemanngannnya itu dengan sebuah negara berasaskan kepentingan buruh, termasuk dengan membentuk Angkatan bersenjata buruh. Tentara buruh menurut John adalah tentara yang dipilih oleh para buruh, bekerja untuk kepentingan buruh di pabrik-pabrik, menjaga dan melindungi buruh dalam aktifitas sehari-hari. Tegas John, semua petugas dalam ketentaraan buruh, harus dipilih melalui pemilihan umum secara berkala, dan digaji setara dengan gaji buruh, prinsip ini berlaku pada semua instansi yang ada. Artinya berlaku untuk pegawai adminitrasi dan pelaksana pemerintahan negara buruh.

2. Dewan Buruh
Tentara buruh bukanlah instansi utama dalam negara buruh tetapi dewan buruh. Dewan buruh adalah badan regional dari delegasi-delegasi yang dipilih melalui pemilihan umum ditempat kerja. Dari sini kemduian dipilih lagi delegasi yang akan mewakili sebagai dewan buruh nasional, dewan ini yang akan menjadi dewan tertinggi di wilayah tersebut. Tentara buruh dan semua instansi akan bertangungjawab dibawah dewan buruh. Berbagai partai politik yang menerima kerangkan negara buruh akan dibebaskan beroperasi dibawah dewan buruh, pada gilirannya partai yang terplih secara mayoritas adalah partai yang mebentuk pemerintahan. Biasanya partai yang memimpin revolusi. Dewan buruh pertama ini menurut John, pertama muncul di Soviet pada 1905, 1917. Dewan buruh Jerman pada 1918-1919, dan sentral dewan buruh di Budapest pada 1956. Yang sifatnya embrionik bisa ditemukan di Dewan Buruh Pabrik di Italia pada 1919-1920, Chile pada 1972.

3. Membangun Ekonomi Nasional
Untuk meningkatkan ekonomi, dalam sebuah negara baru dengan buruh sebagai subjeknya tentu saja adalah nasionalisasi alat-alat produksi. Menurut John Molyneux Proses dimulai dengan metode yang hampir sama dengan Revolusi Rusia 1917. Menasionalisasi setiap tanah. Karena tanah tidak bisa dipindah-pindahkan, hal ini mudah dapat dilakukan dengan dekret pada pertama revolusi. Berikut menasionlisasikan bank, untuk melakukankontrol ketat terhadap saham, dibantu engan pendekatan revolusioner. Setelah itu menurutnya dilanjutka dengan pengambilan control industry-industri dan perusahan startgis secara progresif. Demikian beberapa hal penting yang memang harus diambil alih sebagai tujuan revolusi sejak awalnya.

4. Revolusi berkala ke berbagai negara
Menurutnya, keuntungan bagi kelas buruh adalah revolusi dilakukan secara berkala ke negara-negara lain. Sosialisme tidak bisa berdiri hanya satu negara, karena jelas perjuangan negara buruh tidak mampu hanya dilakukan dalam satu negara karena gempuran kapitalisme. Sehingga semampu mungkin sosialisme menyebar ke berbagai negara, guna mengalang kekuatan internasional untuk menantang system kapitalime internasional.

Tantangan mendirikan negara buruh

Untuk menjadikan sebuah negara dengan buruh sebagai subjeknya adalah sebuah pergumulan rakyat tertindas, yang memiliki kekuatan secara kuantitas (massa), bersatu, juga berideologi sosialisme. Dilain sisi perkembangan kapitaslime yang pesat dengan yang dikuasai segelintir manusia, dengan sumber daya yang besar bahkan tidak diam, melainkan menyiapkan upaya sistematis untuk meruntuhkan gagasan dan perlawanan para buruh (kontra revolusi). Ada beberapa hambatan yang digambarkan oleh John Molyneux yaitu:

1. Ilusi demokrasi dan kemenangan Propaganda
Iluasi demokrasi menurut John adalah hegemoni yang salama ini diaminkan oleh media-media mainstream tentang demokrasi liberal, sebagai sesuai yang ideal bagi umat manusia. Padahal menurut dia justru sistem demokrasi dimana mudah dikontrol dikendalikan, dimanipulasi, bahkan dengan cara-cara yang represif. Lemahnya demokrasi dari system negara buruh terutama karena tidak secara massif dipelajari di dunia (termasuk Indonesia). Diindonesia bahkan stigmatisasi terhadap PKI, berdampak luas terhadap pemikiran sosialisme. Selain itu, kemenangan kapitalisme disebabkan kegagalan negara-negara sosialisme mengamalkan sosialisme secara benar.

2. Pembebasan Perempuan
Ditegaskan oleh John Molyneux Pembebasan perempuan dalam Sosialisme adalah sebuah keharusan yang tidak bisa dibantah. Siapapun tidak memiliki komitmen terhadap pembebasan perempuan sepenuhnya, tidak akan mampu untuk berbicara tentang pembebasan kelas buruh, dan oleh karena mereka juga tidak memilki hak dan kemampuan untuk berbicara tentang sosialisme. Argumnetasi ini terutama karena kelas buruh sendiri adalah kelas dengan mayoritas perempuan, itu artinya perjuangan buruh adalh perjuangan mayoritas perempuan, dimana dalam paktiknya penindasan terhadap kaum perempuan adalah penindasan ganda dalam kehidupan kapitalisme. Selain ditindas karena system eksploitasi perusahaan dimana mereka bekerja juga praktek patriarki yang dirawat oleh system.

3. Lemahnya organisiasi-organsiasi Marxist internasional maupun tingat nasional
Menuruth John Melneux, faktor lain tentang kegagalan sosialisme adalah lemahnya organisasi sosialis internasional untuk menopang organisasi sosialis di negara tertindas diseluruh dunia.

Penutup

Argumentasi “masa depan masyarakat komunis” lebih menekankan kepada buruh dan ide negara yang diinisiasikan buruh. Fokus uraian dalam setiap sub judul adalah bagaimana eksistensi buruh dengan ideologi sosialisme. Dan tanpa mempertimbangakan/menguraikan tentang perkembangan sosialisme diseluruh dunia, juga tidak membahas banyak negara yang berhasil merebut, bertahan dari gempuran kapitalisme nasional, menggalang kekuatan internasional untuk melawan kapitalisme.

Misalnya, setelah kejatuhan Uni Soviet, sosialisme terpuruk untuk beberapa saat sebelum akhirnya perkembangan pesat di kawasan Amerika Latin sejak 2000 an, yang di motori oleh Kuba, Venezuela, dan Bolivia. Negara-negara amerika latin bahkan mendorong apa yang disebut sebagai “Sosialisme Abad 21”. Gagasan yang pertama kali diseruhkan oleh Hugo Chaves ini menjadi penting mengingat perkembangan kapitalisme yang tentu otomatis mempangaruhi Sosialisme Marxis itu sendiri. Dalam negara-negara liberal yang tepampang kapitalisme, serta perkembangan masyarakat, budaya, serta kelas tertindas selain buruh telah merujuk sosialisme sebagai ideologi untuk melawan sistem kapitaslime.
Konteks kolonialisme Indonesia di Papua dalam melihat sosialisme, secara teoritik dalam buku ini menjadi sulit bagi pembaca awam tentang Marxist. Misalnya untuk melihat masyarakat adat posisi dan perjuangan, yang juga bersentuhan dengan system kapitaslisme nasional dan internasional. Tetapi akan dipahami terutama karena buku John Molyneux terbit pada 1987, artinya banyak perkembangan sosialisme marxis yang tidak terakomodir dalam analisanya.

 

 

Yason Ngelia
Penulis adalah aktivis Gerakan Perjuangan Rakyat Papua (GPRP) dan Pengasuh Rubrik Analisa Harian.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Kirim Donasi

Terbaru

Rekonstruksi Identitas Orang Papua Melalui Perubahan Nama Tempat

Irian berubah menjadi Irian. Masyarakat Papua atau orang-orang yang...

Rosa Moiwend dan Kesalahan Teori Patriarki

Rosa Moiwend, salah satu kamerad kita di Papua menulis di media Lao-Lao Papua pada 9 Juni 2023, bahwa gerakan...

Ekofeminisme dan Hubungan Antara Perempuan dengan Hutan Sagu

Sebuah pandangan mengenai hubungan antara perempuan dengan hutan sagu di Kampung Yoboi, Sentani dan bagaimana mengujinya dengan perspektif ekofeminisme. Sagu...

Ancaman Pembangunan Terhadap Lahan Berkebun Mama Mee di Kota Jayapura

"Ini kodo tai koo teakeitipeko iniyaka yokaido nota tenaipigai, tekoda maiya beu, nota tinimaipigai kodokoyoka, tai kodo to nekeitai...

Memahami Perempuan (Papua) dari Tiga Buku Nawal El Saadawi

Sebuah ringkasan secara umum Pengantar Isu feminisme di Papua pada umumnya masih banyak menuai pro dan kontra. Itu bisa kita temukan...

Rubrikasi

Konten TerkaitRELATED
Rekomendasi Bacaan