Ditulis oleh Rosa Luxemburg (1906)
Bab I
Revolusi Rusia, Anarkisme, dan Pemogokan Umum
Hampir semua karya dan pernyataan sosialisme internasional tentang masalah pemogokan massa ditentukan dari saat sebelum Revolusi Rusia pada tahun 1905, sebuah eksperimen historis pertama kali dalam skala besar yang menyatakan perlawanan. Semua ini adalah bukti bahwa mereka sudah ketinggalan jaman. Pada Spanyol, titik pandangan pandangan mereka adalah pandangan Engels yang pada tahun 1873 menulis kritik tentang kesalahan yang dibuat oleh revolusi Bakunin di bawah ini:
Selama perkembangan yang cepat dan kuat dari Chartisme (Chartism) pada pekerja Inggris yang kemudian diikuti oleh krisis pada tahun 1837, bulan suci – suatu pekerjaan pada skala nasional – telah diciptakan pada tahun 1839, dan telah diterima dengan baik juga bahwa pada bulan Juli 1842, para pekerja di daerah utara Inggris telah berusaha melakukannya. Dan pada kongres Aliansi di Geneva pada 1 September 1873, pemogokan umum memainkan peran penting, tapi harus benar-benar pada semua sisi bahwa untuk melakukannya dibutuhkan sebuah organisasi kelas pekerja yang sempurna dan sebuah pertempuran penuh yang melegakan. Dan inilah sebenarnya inti pertanyaannya. Di satu sisi, pemerintah tidak akan pernah mengijinkan dana-dana kaum pekerja untuk berkembang menjadi lebih besar, Terutama jika mereka pendukung oleh ketidakhadiran kaum pekerja dari aksi politik, dan disatu sisi lain, peristiwa politik dan grup yang memerintah akan mengatur kebebasan dari kaum pekerja jauh sebelum kaum proletar akhirnya dapat membentuk organisasi yang ideal dan mendapatkan persediaan simpanan dana yang luar biasa besar. Tetapi jika mereka melakukan hal ini, mereka tidak perlu menggunakan jalan berputar dari pemogokan umum untuk mencapai tujuan mereka. “
Disini kita mempunyai alasan yang mewakili negara yang mewakili tingkah laku dari sosial demokrasi internasional menuju pemogokan massa pada beberapa dekade setelahnya. Hal ini berdasar pada teori anarki pemogokan umum – yaitu teori pemogokan umum sebagai sesuatu yang mengawali revolusi sosial, berlawanan dengan perlawanan politik kelas pekerja pada umumnya – dan melemahkan diri mereka sendiri dalam sebuah dilema sederhana: jika kaum proletar sebagai sebuah total belum menguasai organisasi yang kuat dan sumber-sumber yang dibutuhkan, maka dalam kasus ini mereka tidak dapat melaksanakan pemogokan umum: atau jika mereka telah terorganisir dengan cukup baik, dalam kasus ini mereka tidak membutuhkan pemogokan umum. Alasan-alasan ini sangat sederhana dan pada pandangan pertama tampak sangat tidak terbantahkan sehingga selama hampir seperempat abad, dapat memberikan pelayanan yang sempurna pada gerakan buruh modern sebagai senjata yang logis untuk melawan hantu-hantu anarkis dan sebagai sesuatu yang membawa ide-ide politik pada lingkaran kaum pekerja yang lebih luas. Langkah-langkah besar yang dilakukan oleh gerakan buruh di semua negara-negara kapitalis selama 25 tahun terakhir ini adalah bukti yang paling meyakinkan dari nilai taktik perang, dimana Marx dan Engels tetap bertahan untuk beroposisi dengan Bakunin; dan sosial demokrasi Jerman, dalam posisi barisan pekerja atau seluruh gerakan buruh internasional, samasekali bukan produk yang konsisten dan penuh semangat dari taktik-taktik ini. Dapat memberikan pelayanan yang sempurna pada gerakan buruh modern sebagai senjata yang logis untuk melawan hantu-hantu anarkis dan sebagai sesuatu yang membawa ide-ide perlawanan politik pada lingkaran kaum pekerja yang lebih luas. Langkah-langkah besar yang dilakukan oleh gerakan buruh di semua negara-negara kapitalis selama 25 tahun terakhir ini adalah bukti yang paling meyakinkan dari nilai taktik perang, dimana Marx dan Engels tetap bertahan untuk beroposisi dengan Bakunin; dan sosial demokrasi Jerman, dalam posisi barisan pekerja atau seluruh gerakan buruh internasional, samasekali bukan produk yang konsisten dan penuh semangat dari taktik-taktik ini. Dapat memberikan pelayanan yang sempurna pada gerakan buruh modern sebagai senjata yang logis untuk melawan hantu-hantu anarkis dan sebagai sesuatu yang membawa ide-ide perlawanan politik pada lingkaran kaum pekerja yang lebih luas. Langkah-langkah besar yang dilakukan oleh gerakan buruh di semua negara-negara kapitalis selama 25 tahun terakhir ini adalah bukti yang paling meyakinkan dari nilai taktik perang, dimana Marx dan Engels tetap bertahan untuk beroposisi dengan Bakunin; dan sosial demokrasi Jerman, dalam posisi barisan pekerja atau seluruh gerakan buruh internasional, samasekali bukan produk yang konsisten dan penuh semangat dari taktik-taktik ini.
Revolusi Rusia saat ini telah mengakibatkan perbaikan-perbaikan radikal pada alasan-alasan diatas, untuk pertama kali dalam sejarah perlawanan kelas, ia telah mencapai sebuah realisasi besar dari gagasan pemogokan massa dan – seperti yang akan kita diskusikan kemudian – bahkan telah mendewasakan pemogokan umum dan dengan demikian telah membuka babakan baru dalam perkembangan gerakan buruh.
Diikuti dari sini tidak berarti bahwa masalah konflik politik seperti yang diberlakukan oleh Marx dan Engels adalah salah atau bahwa kritik-kritik yang diterapkan mereka kepada anarkisme adalah tidak benar. Malah, semuanya adalah gerbong gagasan-gagasan yang sama, metode yang sama, taktik Engels-Marxian, yang terdapat pada landasan praktek terdahulu dari sosial demokrasi Jerman, yang saat ini dalam Revolusi Rusia memproduksi faktor-faktor baru dan kondisi-kondisi baru dalam perlawanan kelas . Revolusi Rusia yang merupakan eksperimen historis pertama dari model pemogokan massa, tidak hanya tidak dapat menghasilkan sebuah usaha mempertahankan anarkisme, tapi sebenarnya berarti penghapusan sejarah anarkisme.
Eksistensi yang mengalami masalah ini oleh perkembangan sosial yang kuat di Jerman ini dipandang sebagai kesalahan gangguan mental dalam dekade-dekade baru, dan pada tingkat tertentu dapat menyatakan oleh dominasi dan jangka waktu yang lama dari periode parlementer. Suatu kecenderungan yang terpola pada ‘serangan pertama’ dan ‘aksi langsung’, sebuah tendensi ‘revolusioner’ yang telanjang, hanya dapat secara temporer mengendor dalam ketenangan massa parlementer dan pada kembalinya periode perlawanan terbuka secara langsung dapat hadir dan hidup kembali, dan membuka kekuatannya dari dalam.
Rusia, secara khusus, tampak menjadi lapangan eksperimental untuk jasa-jasa heroik anarkisme. Sebuah negara di mana kaum proletariat secara absolut tidak mempunyai hak-hak politik dan secara ekstrem lemah dalam berorganisasi, bagian-bagian dari populasi yang bermacam-macam dengan segala warna-warninya yang kompleks, kekacau-balauan akibat konflik kepentingan, standar pendidikan dalam massa rakyat yang lemah, brutalitas yang ekstrem dalam kekerasan sebagai bagian dari rezim yang berlaku – semuanya tampak diciptakan untuk membangkitkan anarkisme secara tiba-tiba jika kekuatannya mungkin tidak berumur panjang. Dan akhirnya, secara historis Rusia adalah tempat kelahiranarkisme. Tetapi tanah air Bakunin ini menjadi tempat pemakaman bagi ajaran-ajarannya. Anarki di Rusia tidak hanya tidak berlandaskan pada gerakan pemogokan massa; tidak hanya kepemimpinan politik dalam aksi revolusioner dan juga pemogokan massa berada dalam genggaman organisasi sosial demokrasi dan kira-kira bisa dikatakan sebagai partai teroris, sosialis revolusioner, tetapi anarkis tidak sederhana berdiri sebagai kecenderungan politik yang serius dalam revolusi Rusia. Hanya dalam kota kecil Lithuania dengan kondisi kesulitan khusus – sebuah rangkaian kebangsaan berbeda-beda yang antara pekerja, sebuah kondisi industri skala kecil yang terpencar-pencar secara ekstrem, proletar yang sangat tertindas di Bialystock, terdapat sekitar tujuh atau delapan kelompok-kelompok revolusioner, sedikit kaum yang bertambah setengah tumbuh yang meningkatkan kebingungan dan kekaguman antara kaum pekerja untuk meningkatkan kemampuan mereka; dan terakhir di Moskow, dan mungkin di 2 atau 3 kota lainnya, dan sedikit orang yang diperhatikan. Tapi terpisah dari kelompok revolusioner yang sedikit, apa sebetulnya peran sebuaharkisme dalam Revolusi Rusia? Hal ini telah menjadi tanda bagi pencuri dan penjarah; Perampokan yang besar dari perampokan-perampokan yang tidak datang dan tindakan penjarahan pribadi-pribadi telah dilakukan dibawah nama ‘anarkis-komunis’ – tindakan yang tumbuh seperti gelombang ribut melawan revolusi dalam setiap periode depresi dan dalam setiap periode sikap bertahan sementara. Anarkisme telah terjadi dalam Revolusi Rusia, bukan teori perlawanan proletar, tetapi simbol ideologis dari lumpenproletariat sebagai lawan revolusioner, yang seperti sekelompok ikan hiu, berkerumun dalam keterjagaan revolusi. Dan bersamaan dengan itu, riwayat historis anarkisme segera berakhir.
Di sisi lain, pemogokan massa di Rusia telah disadari sebagai sesuatu untuk menghindari perlawanan politik kelas pekerja, khususnya bagi parlementarisme, bukan sesuatu yang muncul tiba-tiba dalam revolusi sosial seperti kup yang teatrikal, tapi pertama-tama sebagai sesuatu untuk menciptakan kondisi perlawanan politik terus terus menerus, khususnya bagi parlementarisme. Perlawanan revolusi di Rusia dimana pemogokan massa adalah senjata yang paling penting bagi kelas pekerja, juga bagi kaum proletariat, yang dipimpin oleh hak-hak politik dan kondisi-kondisi yang diperlukan dan pentingnya bagi emansipasi kelas pekerja seperti yang dikemukakan oleh Marx dan Engels, dan dalam pertentangan mereka melawan anarkisme, lengkap dengan segala kemungkinan yang terjadi di Internasional.
Proses dialektika historis yang mengguncang keseluruhan proses sosialisme Marxian, sampai menghasilkan anarkisme dengan ide-ide pemogokan massa yang tidak dapat memecahkan, telah dengan sendirinya tampil berlawanan dengan pemogokan massa; Agak, pemogokan massa yang bertolak belakang dengan aktivitas politik kaum proletar, telah siap sebagai senjata yang paling ampuh dalam perlawanan memperjuangkan hak-hak politik. Jika Revolusi Rusia mempertanyakan massa, dan kemudian membuat perbaikan-perbaikan fundamental pada landasan lama Marxisme, maka sekali lagi metode-metode dan pandangan Marxisme pantas mendapatkan hadiah. Para pemuja Moor hanya dapat mati dengan tangan Moor.
Bab II
Pemogokan Massa, Sebuah Sejarah dan Bukan Produk Artifisial
Revisi pertama atas pertanyaan pemogokan massa yang dihasilkan dari pengalaman Rusia berhubungan dengan konsep umum masalah ini. Sampai saat terdapat sokongan penuh semangat atas usaha pemogokan massa di Jerman atas pengaruh Bernstein, Eisner, dsb., Dan lawan terkuat dari usaha-usaha seperti yang direpresentasikan di kamp-kamp serikat dagang seperti Bomelburg, ketika semuanya telah dikatakan dan dilakukan, ternyata berdiri pada konsep yang sama. Begitu juga dengan sesuatu yang anarkis. Lawan yang berhadap-hadapan dengan jelas satu sama lain tidak saling mengeluarkan seperti yang selalu terjadi dengan kondisi, tapi pada waktu yang bersamaan mendukung satu sama lain. Bagi kaum anarkis, pola pikir ini mengarah pada spekulasi tentang ‘great Kladderadatsch’, dan pada revolusi sosial sebagai faktor eksternal dan tidak esensial belaka. Sesuai dengan hal ini, apa yang esensial adalah pandangan yang abstrak dan ahistoris tentang pemogokan massa dan semua kondisi perlawanan kaum proletar secara umum.
Bagi kaum anarkis, hanya terdapat dua perkiraan materi untuk spekulasi revolusioner – yang pertama adalah Injil, dan kedua adalah kehendak baik dan keberanian untuk menyelamatkan umat manusia dari koyakan kapitalisme. Model yang aneh dari alasan-alasan yang diberikan 60 tahun yang lalu memberi harapan bahwa pemogokan massa adalah suatu langkah tercepat, terpasti, dan termudah, serta bermunculan dimana-mana untuk masa depan sosial yang lebih baik. Pola alasan yang sama-baru-baru ini memberi hasil bahwa perlawanan serikat dagang merupakan satu-satunya ‘aksi massa langsung’ yang nyata dan juga satu-satunya perlawanan revolusioner yang nyata – dan seperti yang telah diketahui dengan baik adalah ide terakhir dari sindikasi Perancis dan Italia. Hal yang paling fatal bagi anarkisme adalah selalu metode perlawanan yang berimprovisasi itu sendiri dan tidak hanya berupa perhitungan tanpa asal. Untuk itu mereka bisa disebut kaum utopis murni. Tapi ketika mereka tidak menetapkan kejahatan kejahatan yang dipandang rendah, satu-satunya tempat dimana mereka berasal, maka hal ini bisa dikatakan sebagai spekulasi revolusioner.
Pada landasan observasi yang abstrak dan ahistoris yang berdiri saat ini, para pemimpin akan mengagendakan masalah pemogokan massa di Jerman, juga mereka, para partisipan dalam kongres serikat dagang di Cologne oleh pelarangan propaganda, akan mengurangi masalah pemogokan massa dari muka bumi. Semua tendensi mengarah pada asumsi-asumsi anarkis yang lazim bahwa pemogokan massa adalah murni alat pengujian teknis yang dapat segera ‘diputuskan’ sesuai dengan kesenangan dan keketatan sesuai dengan kesadaran, atau ‘terlarang’ – sejenis pisau saku yang dapat disimpan di saku siap siaga untuk ‘Keadaan darurat darurat jenis apapun’, dan sesuai dengan keputusan, ia juga tidak dapat dilepaskan dan tidak digunakan. Lawan dari pemogokan massa benar-benar meminta keuntungan mempertimbangkan historis dan kondisi material saat ini di Jerman dalam oposisinya dengan kaum romantis revolusioner yang melayang-layang di udara, dan pada setiap poin tidak memperhitungkan situasi saat ini, lengkap dengan segala kemungkinan dan ketidakmungkinannya. ‘Fakta-fakta dan figur-figur; tokoh-tokoh dan figur-figur! ‘ jerit mereka, seperti Mr. Gradgrind dalam novel Hard Times karya Dickens.
Apa yang diimplementasikan oleh serikat dagang – lawan dari pemogokan massa – tentang ‘landasan historis’ dan ‘kondisi material’ adalah dua hal – di satu sisi adalah kelemahan kaum proletariat, dan sisi lain adalah kekuatan militerisme Prusia-Jerman. Organisasi pekerja yang tidak mencukupi dan bayonet Prusia yang mengagumkan – semuanya adalah fakta-fakta dan figur-figur dimana para pemimpin serikat dagang mendasarkan kebijakan praktis mereka dalam kasus-kasus yang terjadi. Benar bahwa kondisi keuangan dagang dan bayonet-bayonet Prusia adalah sesuatu yang material dan fenomena yang sangat historis, tetapi konsep yang melandaskan diri pada mereka terkait materialisme historis seperti dalam pandangan Marx, melainkan materialisme polisi (policemanlike materialism) seperti dalam pandangan Puttkamer. Kehadiran polisi negara kapitalis sangat diperhitungkan, dan bahkan sangat eksklusif, dengan kekuatan kongkrit kaum proletar yang hadir sesekali, begitu juga dengan kekuatan material bayonet, dan dari contoh-contoh yang bisa dibandingkan dengan dua hal diatas, kesimpulan melegakan yang selalu bisa ditarik adalah bahwa gerakan buruh revolusioner ini diproduksi oleh para penghasut dan penghasut individu; dan maka itu dalam fenomena penjara-penjara dan bayonet-bayonet terdapat cara yang tidak mencukupi untuk menundukkan fenomena yang telah berlalu dan tidak menyenangkan. kata melegakan yang selalu bisa ditarik adalah bahwa gerakan buruh revolusioner diproduksi oleh para penghasut dan agitator individu; dan maka itu dalam fenomena penjara-penjara dan bayonet-bayonet terdapat cara yang tidak mencukupi untuk menundukkan fenomena yang telah berlalu dan tidak menyenangkan. kata melegakan yang selalu bisa ditarik adalah bahwa gerakan buruh revolusioner ini diproduksi oleh para penghasut dan agitator individu; dan maka itu dalam fenomena penjara-penjara dan bayonet-bayonet terdapat cara yang tidak mencukupi untuk menundukkan fenomena yang telah berlalu dan tidak menyenangkan.
Kesadaran kelas para pekerja Jerman pada akhirnya memahami betul kejenakaan dari teori polisi (policemanlike theory) yang menyatakan bahwa keseluruhan gerakan buruh adalah produk artifisial yang bersifat arbitrer dari kelompok kecil penghasut dan agitator yang tidak punya kesadaran.
Ini adalah konsepsi yang sama, yang menemukan ekspresi ketika dua atau tiga unit komrad dalam sebuah kelompok relawan penjaga malam untuk mengatur kelas pekerja Jerman melawan agitasi berbahaya kaum yang romantis revolusioner dan propaganda pemogokan massa mereka; atau ketika disisi lain, kampanye penuh kemarahan yang bising digerakkan oleh mereka dengan menggunakan kesepakatan rahasia antara kaum eksekutif partai dan komisi umum serikat dagang, semuanya percaya bahwa mereka dapat menghindari pecahnya pemogokan massa di Jerman.
Jika hal ini bergantung pada propaganda kaum romantis revolusioner yang berkobar-kobar atau pada keputusan publik dari kebijakan partai, maka seharusnya kita samasekali belum pernah mempunyai sebuah pemogokan massa yang serius di Rusia. Tidak ada satu negara pun di dunia ini – seperti yang saya sebutkan dalam Sachische Arbeiterzeitung pada bulan Maret tahun 1905 – dimana pemogokan massa menjadi sesuatu yang sangat sedikit disebarkan atau didiskusikan seperti di Rusia. Dan contoh keputusan yang memutuskan serta kesepakatan-kesepakatan dari kelompok eksekutif partai-partai Rusia yang sangat berusaha untuk memproklamirkan pemogokan massa sebagai sesuatu yang dikehendakinya sendiri – misalnya seperti usaha terakhir yang ditunjukkan pada bulan Agustus tahun ini setelah pembubaran Duma.
Jika kemudian Revolusi Rusia mengajarkan kita sesuatu, tidak maka ia mengajarkan bahwa pemogokan massa tidak dibuat secara artifisial, tidak diputuskan secara serampangan, dan disebar-sebarkan, tetapi ia adalah fenomena historis yang pada momen-momen tertentu yang dihasilkan dari kondisi sosial dengan masalah sejarah yang tidak Dapat terhindarkan. Oleh karena itu, hal ini tidak disebabkan oleh spekulasi abstrak atas kemungkinan atau ketidakmungkinan, kegunaan dan ketidakbukaan dari pemogokan massa, melainkan hanya oleh pemeriksaan faktor-faktor dan kondisi sosial dimana pemogokan massa tumbuh pada fase-fase perlawanan kelas. Dengan kata lain, hal ini tidak disebabkan oleh kritisisme subyektif dari pemogokan massa dari sudut pandang yang diinginkan.
Dalam ruang analisis abstrak dan logis yang tidak nyata, hal ini dapat ditunjukkan dengan kekuatan yang tepat sama pada masing-masing sisi bahwa pemogokan massa adalah sesuatu yang samasekali tidak mungkin, dan pasti akan kalah, dan bahwa mungkin juga kemenangannya tidak dapat dipertanyakan. Dan oleh karena itu nilai-nilai dari bukti-bukti yang ada di masing-masing sisi adalah tepat sama – dan bahwa semua itu tidak ada artinya. Oleh karena itu, ketakutan dari penyebaran pemogokan massa, yang bahkan mengarah pada kutukan formal pada orang-orang yang telah dituduh menuduh kejahatan ini, adalah sendiri-mata produk dari kebingungan yang menggelikan dari orang-orang ini. Sangat tidak mungkin untuk menyebarluaskan pemogokan massa sebagai suatu tradisi yang abstrak seperti: menyebarluaskan revolusi.
Jika seseorang akan melakukan pemogokan massa secara umum, sebagai suatu bentuk aksi proletar, tujuan dari agitasi metodis, dan pergi dari rumah ke rumah mencari gagasan secara terus menerus untuk memenangkan kelas pekerja, maka ia akan menjadi pekerjaan yang tidak berjalan dan tidak mendapat keuntungan seperti saat menciptakan gagasan revolusi atau pertempuran di barikade sebagai tujuan agitasi khusus. Pemogokan massa saat ini telah menjadi pusat daya tarik yang hidup bagi Jerman dan kelas pekerja internasional karena ia adalah sebuah pertempuran baru dan sebuah tanda yang pasti dari revolusi internal yang bentuknya sedang berlangsung dalam hubungan kelas dan dalam kondisi situasi kelas.
Tetapi seharusnya hal ini tidak semestinya jika dalam melatih daya tarik dan sesuatu yang bagus, gairah intelektual dan memiliki perilaku yang revolusioner sebagai bagian dari pekerja, untuk memperlakukan mereka pada pelatihan mental yang abstrak dari segala kemungkinan dan ketidakmungkinan pemogokan massa; Harus mereka mendapat pencerahan dari Revolusi Rusia, simbol internasional dari revolusi, pertentangan dari kelas-kelas di Eropa Barat, perspektif politik yang lebih luas dari perlawanan kelas di Jerman, tugas dan kewajiban massa pada perlawanan selanjutnya. Hanya dalam bentuk ini, segala diskusi tentang pemogokan massa akan mengarah pada horison intelektual kaum proletar yang lebih luas, jalan pikiran mereka, dan kisah perampokan energi mereka.
Dilihat dari sudut pandang ini, namun, kemajuan kriminal yang diinginkan oleh romantisme revolusioner tampak dalam semua absurditas mereka, karena masalah masalah ini, seseorang tidak mematuhi secara ketat resolusi resolusi. Praktek politik sepakat pada resolusi ini jika diperlukan, karena mereka merangkaikan pemogokan massa secara utama dengan takdir hak pilih universal, dimana dari sini kemudian mereka dapat mempercayai dua hal – pertama, bahwa pemogokan massa adalah karakter pertahanan yang murni, dan kedua, bahwa pemogokan massa bahkan ditempatkan dibawah parlementarisme, dan maka itu telah berubah menjadi bagian dari parlementarisme belaka.Tetapi inti sebenarnya dari resolusi Jena dalam hubungan ini adalah bahwa dalam posisi Jerman saat ini.
Tetapi untuk mempersempit sebagai konflik kepentingan sosial, dan untuk membatasi ruang historis dari pemogokan massa sebagai suatu fenomena dan masalah konflik kelas dengan segala pernyataan yang muncul dari resolusi kongres, merupakan usaha yang singkat hanya dapat dibandingkan dengan hak veto pada diskusi serikat dagang pada kongres di Cologne . Resolusi kongres Jena, Partai Demokratik Sosial Jerman secara resmi telah mengalami perubahan mendasar dimana Revolusi Rusia telah mengakomodir kondisi perlawanan internasional kelas kaum proletar, dan telah mengumumkan kapasitasnya bagi pembangunan revolusioner dan kekuatannya untuk mengadaptasi kehendak baru dari tahap selanjutnya. Disinilah letak pentingnya resolusi Jena.Seperti aplikasi praktis pemogokan massa di Jerman.
(Bersambung)
Catatan:
Tulisan ini pernah dimuat di marxists.org. Dimuat lagi disini untuk kepentingan pendidikan dan propaganda di Papua.
Harapan saya informasih begini perluh kita di bagikan melalui email atau website masing-masing .