Press Release Mama Levina: Kami Butuh Pasar Khusus di Kota Sorong

Mama Levina: Kami Butuh Pasar Khusus di Kota Sorong

-

Press Release

Audiensi Dengan MRP PBD, Pedagang Papua Minta Bangun Pasar Khusus

Hari ini 10 Juni 2022, pukul 12.00 – 14.00, sekitar 62 orang mama-mama pedagan asli Papua Kota Sorong yang terganbung dalam organisasi Pasar Pedagang Mama-Mama Papua Kota Sorong (P2MP.KS) mewakili seluruh pedagang asli Papua Kota Sorong lainnya melakukan audiensi dengan pimpinan Majelis Rakyat Provinisi Papua Barat Daya (MRP – PBD) di Kota Sorong.

Dalam pertemuan ini sejumlah perwakilan pedagang yang ditunjuk mewakili pedagang menyampaikan aspirasinya berupa kekesalan dan kritik terhadap pemerintah yang abai terhadap nasipnya dan juga pengelolaan dana Otsus yang tidak dirasakannya, mereka juga menceritakan kondisi kegiatan dagangnya yang semakin buruk dari aspek pendapatan, fasilitas, dan dukungan pemerintah, serta juga mereka meminta pemerintah membangun tempat jualan yang layak dan pemberian modal usaha.

Mama Levina Duwit, Ketua P2MP.KS mengatakan kekesalanya atas tindakan Pemerintah Kota Sorong yang membongkar pasar Boswesen tempat jualannya secara paksa dengan menggunakan aparat TNI pada saat pengusuran pasar dimaksud pada tahun 2022 lalu. Mama Levina juga mengatakan pemerintah membongkar pasar Boswesen tanpa adanya sosialisasi dan kesepakatan bersama para pedagang, pemerintan pun merelokasi mereka pedagang pasar Boswesen pada Pasar Baru Rufei. Namun di Pasar Rufei pendapatan mereka menjadi menurun dan mereka rugi karena jualan mereka tidak laris terjual.

Mama Levina juga mengatakan Pasar Rufei sepi pembeli, juga pasca diresmikan, pasar ini tidak dikelolah oleh Pemerintah Kota Sorong sampai saat ini, sehigga pasar ini tidak terawat, dan tidak ada pengembangan yang baik. Masalah keamanan di pasar ini juga menjadi persoalan utama bagi para pedagang.

Mama Levina pun meminta agar Ketua MRP PBD membantu mendorong pemerintah membangun pasar khusus mama-mama Papua Kota Sorong dan juga pemberian modal usaha disertai pembianaan yang baik. Ia lanjut mengatakan, “Otsus tahap pertama kami tidak rasakan, jadi Otsus tahap kedua ini harus kami juga rasakan”.

Mama Yuliana Rayar, salah satu pedagang lainnya asal kompleks Suprauw mengatakan pasca Pasar Boswesen digusur mereka kehilangan tempat jualan. Iudah tidak lagi berjualan seperti awalnya ia jualan di Pasar Boswesen, pendapatannya pun menurun, ia tidak lagi mampu membiayai anak sekolahnya, dan juga kebutuhan ekonomi keluargannya, ia pun harus melaut mencari ikan untuk konsumsi seharian keluargaanya sebagai pengganti aktifitas jualannya.

Sejumlah pembicara lainnya dari perwakilan mama-mama pedagang Papua lainnya dalam pertemuan ini juga pada mengatakan hal yang sama, yaitu bahwa mereka membutuhkan tempat jualan yang layak dan juga dukungan modal usaha dan pembiaan yang baik dari pemerintah.

Menanggapi aspirasi mama-mama pedagang Papua pada pertemuan ini, Ketua MRP PBD Alfons Kambu mengatakan apresiasi kehadiran para mama-mama pedagang Papua ini, ia katakan ia akan segera merumuskan aspirasi para pedagang ini dan mendorong aspirasi ini kepada Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya untuk segera membangun pasar khusus pedagang Papua di Kota Sorong. Ia juga mengatakan Pembangunan pasar khusus merupakan indikator kemajuan orang Papua. 

“Saya sebagai pimpinan melihat serius sekali kehadiran dan aspirasi ini, saya segera bentuk pansus dan merumuskan aspirasi yang sudah disampaikan ini”. tambahnya.

Turut hadir dalam audiensi ini dari tim pendamping para pedagang Papua Kota Sorong ini, yaitu Komunitas Avaa (Yohanis Mambrasar), SKP OSA Sorong (Pastor Heri Lobya), Sanggar Klafun (Frida Tabita), Lentera (Robert Nauw), organisasi mahasiswa, yaitu PMKRI Sorong diwakili oleh Yance Yesnat, serta Yoap Ik dan Agu sebagai individu.

Di akhir dari dialog antar para pedagang dengan MRP PBD para pedagang Papua Kota Sorong melalui kordinator organisasinya P2MP.KS menyerahkan aspirasinya secara langsung kepada Ketua MRP PBD, yang menjadi rekomendasi dari pertemuan ini.

Rekomendasi P2MP.KS pada pertemuan ini:

Pertama: Pemerintah Provisi Papua Barat Daya dan Kota Sorong harus membangun pasar khusus pedagang Papua Kota Sorong di Lokasi Pasar Boswesen;

Kedua: Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya dan Kota Sorong melakukan pembinaan usaha pedagang Papua dalam bentuk pemberian modal usaha dan dikelola secara mandiri oleh Koperasi Pedagang Papua;

Ketiga: Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya dan Kota Sorong menyediakan transportasi pedagang Papua sebagai sarana penghubung pedagang dengan pasar, yang dapat dikelola secara mandiri oleh unit pasar atau koperasi pedagang Papua; dan

Keempat: Pemerintah Kota Sorong segera mengizinkan pengunaan lokasi pasar Boswesen sebagai tempat jualan para pedagang Papua atau aktifkan kembali pasar Boswesen.

Sorong, 10 Juni 2024

Pasar Pedagang Mama-Mama Papua Kota Sorong

Ketua P2MP.KS

Levina Duwit

***

Foto-foto saat P2MP.KS lakukan audiensi dengan MPR PBD:

Mama-mama saat mendengar audiensi dengan MRP PBD. Foto dokumen P2MP. KS.
Mama-mama saat mendengar audiensi dengan MRP PBD. Foto dokumen P2MP. KS.

Situasi saat audiensi dengan MRP PBD. Foto dokumen P2MP. KS.
Situasi saat audiensi dengan MRP PBD. Foto dokumen P2MP. KS.

Situasi saat audiensi dengan MRP PBD. Foto dokumen P2MP. KS.
Situasi saat audiensi dengan MRP PBD. Foto dokumen P2MP. KS.

Redaksi Lao-Lao
Teori pilihan dan editorial redaksi Lao-Lao

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Kirim Donasi

Terbaru

Pernyataan Sikap Atas Serangan Brutal Wene Kilungga Anggota KNPB Pusat

Pernyataan Sikap Ini adalah pernyataan sikap 15 korban dan gerakan...

Hidup dalam Reruntuhan: Ekstraktivisme Agraria di Keerom Papua

Keerom, salah satu kabupaten di Papua yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini, memendam sejarah panjang yang saling terkait, mulai...

Diskusi Lao-Lao TV: Internally Displacedpersons, Narasi Perempuan dan Hutan

https://www.youtube.com/watch?v=gtumXDTsjX0 Beberapa tahun terakhir Papua bergejolak. Konflik antara TPN-PB melawan TNI dan Polri semakin memanas. Perang kemerdekaan TPN-PB sudah semakin...

Diskusi Lao-Lao TV: Menolak Perusahan Tebu dan Bioetanol di Kimahima dan Maklew Merauke

https://www.youtube.com/watch?v=oPlpwLYvuZs&t=5105s Pada Kamis, 13 Juni 2024 masyarakat adat suku Kimahima di Distrik Kimaam dan suku Maklew dari Distrik Ilwayap, Merauke...

Upaya Suku Awyu dan Moi Melawan Perusahaan Sawit

Ditulis oleh Renie Aryandani dan Rio Kogoya Suku Awyu merupakan masyarakat adat dari Boven Digoel, Papua Selatan. Sementara suku Moi...

Rubrikasi

Konten TerkaitRELATED
Rekomendasi Bacaan